Tuesday, October 28, 2014
Saturday, October 18, 2014
Tuesday, March 4, 2014
GERAKAN PLH (PEDULI LINGKUNGAN HIDUP}
Pembiasaan hidup untuk bersikap peduli lingkungan
merupakan masalah bagi semua
orang di setiap lapisan masyarakat. Dari masyarakat lapisan ekonomi bawah hingga ekonomi menengah ke atas tanpa memandang strata pendidikan dan profesi, maupun jabatan. Setiap
kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu tidak terlepas dengan lingkungan
yang ada di sekitarnya. Hal ini perlu disadari bahwa kita hidup, berkegiatan, dan menjadi bagian dari lingkungan hidup itu sendiri.
Tanpa pemahaman dan sifat
peduli terhadap lingkungan maka
kelastarian alam menjadi suatu keniscayaan dan akan
menimbulkan malapetaka secara global bila
tidak memdapat kepedulian. Kesadaran
untuk melaksanakan budaya lingkungan hidup perlu diberikan kepada generasi kita
sedini mungkin hingga menjadi sebuah pembiasaan diri dalam bersikap sehari hari, baik di
lingkungan rumah, fasilitas umum, kantor, sekolah, dan lain-lain
secara rutin dan terusmenerus.
Pembiasaan
diri ini diharapkan akan membangun budaya dan karakter yang akan ditularkan
kepada lingkungan di mana mereka
tinggal maupun berkegiatan. Paling tidak akan membangun satu generasi berikutnya yaitu anak mereka dan begitu seterusnya sehingga
hasil akhir yang diharapkan adalah pembentukan karakter
dan budaya bangsa di dalam
menangani masalah Lingkungan Hidup sehingga tujuan Pembangunan Berkelanjutan
dapat terwujud seperti yang diharapkan. Dalam hal ini sangat diperlukan contotoh dan bimbingan yang telati dari
generasi yang lebih tinggi , baik mengenai usia mau pun pengetahuannya.
Untuk itu
penanaman norma berbudaya lingkungan hidup yang saat ini menjadi issue global
perlu diberikan kepada generasi kita sejak dini di bangku sekolah (mulai pra-Sekolah sampai Sekolah Menengah Atas) dan dimungkinkan untuk dilaksanakan hingga di
dunia kerja walau cara yang diterapkan berupa aturan,himbauan,dll.
Tujuan
ini akan terwujud secara efektif dan komprehensif jika dilakukan melalui
pendidikan, terutama melalui pendidikan formal. Semua lembaga pendidikan diwajibkan untuk
melaksanakan kurikulum yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan.
Pembelajaran di SMK Negeri 10 Kota Malang sedang mengarah pada tujuan tersebut. Bahkan SMP Negeri 10 Malang di dalam pelaksanaan pembelajaran telah memasukan PLH, baik yang
diintegrasi ke dalam semua mata pelajaran maupun monolitik dengan mengangkat issue lokal. Secara formal, maupun in
formal semua warga
SMK Negeri 10 Malang dikenalkan dengan pendidikan dan prilaku peduli
lingkungan, sesimgga semua warga SMK Negeri 10 Malang, mulai yang jabatannya
tertinggi sampai para siswa diharuskan melaksanakan peduli lingkungan ini secara terus, menerus, sejak
jam pertama sampai jam terakhir lingkungan SMK Negeri 10 Malang terkondisi
peduli lingkungan, khususnya dalam masalah penangan sampah.
Dengan
demikian diharapkan warga SMK Negeri 10 Malang akan menjadi agen perubahan
dalam lingkungan mereka tinggal. Semuanya akan mampu menularkan apa yang
diperoleh di SMK Negeri 10 Malang dan mereka menjadi
contoh atau teladan bagi masyarakat sekitarnya dalam kaitannya dengan budaya peduli
lingkungan. Bukanlah hal yang mustahil jika keberpihakan
warga atas kelestarian lingkungan hidup ini akan menciptakan kehidupan yang
lebih nyaman di atas bumi ini.
Agar
Program
Adiwiyata bisa optimal, khususnya
di SMK Negeri 10 disusun beberapa kegiatan pendukung
terhadap hal-hal yang sudah dilaksanakan di dalam upaya Pelestarian Lingkungan Hidup khususnya di areal
sekolah dengan membuat program yang bertujuan sebagai bahan pelaksaan dalam pelaksanaan gerakam peduli lingkungan lingkungan
Keberhasilan
program adiwiyata tidak terlepas dari peran serta Pemerintah Kota Malang dalam
hal ini Dinas Pendidikan Kota Malang dan Badan Lingkungan Hidup Kota Malang
selaku pembina sekolah, Dinas Kesehatan, Orang tua peserta didik, masyarakat disekitar sekolah, Swasta (PT Sinar Sosro, dll),
dan yang paling penting adalah para pendidik yang telah
banyak membantu baik materi maupun non materi semoga semua tidak pernah menyerah dan berjuang dalam membertuk
karate(character building) bagi anak bangsa, amiin.
Tuesday, February 25, 2014
Pencemaran Udara dan Sumber Pencemaran
Pencemaran Udara dan Sumber
Pencemaran
Dalam bab ini diuraikan
tentang pengertian pencemaran udara. Selanjutnya juga akan diuraikan bagaimana
mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya, selain itu
juga dijelaskan bahwa pencemaran udara dapat timbul karena suara dan bau. Dalam
bab ini juga diuraikan tentang gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena
pencemaran yang disebabkan oleh suara (kebisingan) dan bau.
Udara mempunyai peran penting
di dalam kehidupan. Udara merupakan campuran beberapa gas dan partikel yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dalam udara terdapat gas oksigen yang
digunakan untuk bernafas, gas karbondioksida untuk fotosintesis, dan lapisan
ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari. Salah satu dampak dari
adanya peningkatan jumlah populasi manusia dan perkembangan teknologi adalah
munculnya masalah lingkungan yaitu pencemaran. Pencemaran dapat terjadi di
lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi
keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara.
Pencemaran udara dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Pencemaran udara tidak
hanya mempengaruhi kesehatan manusia saja, namun juga memberi dampak pada
makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan.
1.
Pencemaran udara
Pencemaran
udara atau disebut juga dengan polusi udara adalah proses masuknya polutan
(bahan pencemar) ke dalam lapisan udara (atmosfer) sehingga dapat menurunkan
kualitas lingkungan udara tersebut. Pada dasarnya, secara alamiah alam mampu
mengurangi polutan yang masuk ke lingkungannya untuk diubah menjadi suatu zat
yang tidak berbahaya dan diperlukan untuk kehidupan di bumi ini. Namun, apabila
jumlah zat polutan yang masuk ke dalam lingkungan telah melebihi batas normal
yang dapat ditolerir oleh lingkungan maka terjadilah peristiwa yang disebut
dengan pencemaran. Konsentrasi polutan yang masuk ke lingkungan sudah tidak
sebanding lagi dengan laju proses penguraiannya, sehingga menyebabkan
terjadinya pencemaran.
Pencemaran yang
disebabkan oleh gas karbondioksida adalah salah satu contoh ketidakseimbangan
saat ini yang terjadi di alam. Secara alami gas karbondioksida (CO2)
diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan untuk menghasilkan gas
oksigen. Gas oksigen sangat diperlukan oleh manusia dan hewan, karena digunakan
untuk proses pernafasan. Gas karbondioksida berasal dari berbagai proses
pembakaran yang berlangsung secara sempurna. Jumlah gas karbondioksida yang
dikeluarkan semakin hari semakin bertambah karena proses pembakaran juga
semakin meningkat. Banyaknya kendaraan bermotor, kebakaran (sengaja ataupun
tidak), dan banyaknya pabrik yang berproduksi, menyebabkan jumlah gas
karbondioksida semakin meningkat. Peningkatan ini tidak disertai dengan meningkatnya
jumlah tanaman atau tumbuhan yang dapat mengeliminasi atau mengurangi jumlah
karbondioksida di udara. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan alam, jumlah CO2
yang dikeluarkan lebih besar daripada yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, sehingga
terjadilah pencemaran udara.
Pencemaran
udara terutama terjadi di kota-kota besar, daerah yang padat lalu lintasnya,
dan kawasan padat industri. Pencemaran dapat terjadi
dimana-mana, di dalam ruang maupun di luar ruangan. Bila pencemaran terjadi di
dalam rumah, ruang sekolah atau perkantoran maka disebut sebagai pencemaran
dalam ruang (indoor pollution).
Sedangkan apabila pencemaran terjadi di luar ruangan disebut dengan outdoor pollution. Pencemaran dapat
terjadi secara lokal (lingkup kecil), nasional (lingkup yang agak besar),
regional (lingkup lebih besar), ataupun secara global (atau di seluruh
permukaan bumi). Dapatkah kalian menyebutkan satu contoh dari masing-masing
pencemaran yang terjadi baik secara lokal, nasional, regional, atau global?
Diskusikan bersama guru dan teman kalian! Mengapa disebut pencemaran lokal,
nasional, regional, ataupun global? Siapa yang merasakan dampak dari pencemaran
tersebut?
Dampak dari
pencemaran udara terutama adalah mengganggu kesehatan makhluk hidup atau bahkan
dapat menyebabkan timbulnya kematian bagi makhluk di lingkungan udara yang
tercemar. Pencemaran juga menimbulkan dampak kerusakan pada benda-benda yang
ada di lingkungan yang tercemar. Dampak tersebut ada yang tidak langsung
terlihat, namun tidak sedikit dampaknya baru terasa setelah bertahun-tahun atau
bahkan menurun ke anak cucunya.
2.
Sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya
Sumber
pencemaran udara berasal dari aktivitas alam dan kegiatan manusia. Aktivitas
alam seperti letusan gunung berapi, pembusukan zat secara alami, serta
kebakaran hutan yang tidak disengaja dapat menimbulkan masalah pencemaran
udara. Sedangkan aktivitas manusia akan memberikan sumbangan terbesar bagi
terciptanya masalah pencemaran udara. Aktivitas manusia antara lain dari aktivitas
industri, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, merokok, dan lain-lain.
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut dengan polutan. Sumber pencemar udara dapat
digolongkan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam misalnya
gunung meletus, asap dari penggorengan di dapur, sedangkan sumber bergerak
misalnya kendaraan bermotor. Polutan dapat berpindah tempat karena bantuan
angin dan hujan. Angin menyebabkan pencemaran dapat menyebar kemana-mana. Hujan
sebenarnya adalah pembersih alami. Dengan adanya hujan, maka polutan dapat
turun ke bumi dan masuk ke dalam air atau tanah, dan menjadi sumber nutrisi
bagi tanaman atau ikan di dalam air. Namun, jika dalam udara mengandung kadar
polutan yang sangat tinggi maka hujan membawa polutan yang berbahaya bagi air,
tanah, serta makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Sumber pencemar dapat berupa
gas dan partikel. Zat pencemar yang sering dijumpai di lingkungan perkotaan
adalah berupa gas CO2, CO, SO2, NO2, partikel
debu, dan logam Pb. Selain itu, bau dan suara dapat menimbulkan pencemaran
udara.
Gas karbondioksida adalah gas yang dihasilkan dari semua
proses pembakaran yang terjadi secara sempurna. Semakin tahun jumlah gas CO2
yang dilepaskan ke udara semakin meningkat. Sumbangan terbesar gas CO2
adalah berasal dari kendaraan bermotor. Gas CO2 sebenarnya tidak
berpengaruh secara langsung pada kesehatan manusia, namun dampak yang terjadi
dengan adanya peningkatan gas CO2 memberikan dampak yang lebih
besar terhadap lingkungan. Gas CO2 dapat meningkatkan suhu bumi
sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. Jika terjadi secara terus menerus
dan tidak ada upaya untuk mengurangi bertambahnya kadar CO2 yang
masuk udara, maka diprediksi akan terjadi pencairan gunung es, naiknya
permukaan air laut, dan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim.
Gas CO (karbonmonoksida) diperoleh dari pembakaran yang
tidak sempurna. Misalnya memanaskan mobil di dalam ruang yang tertutup dapat
menimbulkan gas CO. Apabila keracunan gas CO dapat mengakibatkan pusing,
pingsan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan gas CO dalam
tubuh lebih mudah berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah. Darah di dalam
tubuh yang normal seharusnya mengangkut gas oksigen, namun jika terdapat gas CO
maka darah akan lebih mudah membawa gas CO, sehingga dapat menyebabkan kematian
apabila tidak segera mendapat pertolongan.
Gas SO2 dan NO2 berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, bensin, solar, dan batubara.
Keberadaan kedua gas tersebut di udara dapat menyebabkan hujan yang turun di
daerah yang mengandung kadar SO2 dan NO2 tinggi dapat
menyebabkan hujan asam. Hujan asam dapat mengakibatkan tumbuhan dan hewan yang
hidup di dalam tanah mati, besi dan logam mudah berkarat, dan bangunan kuno
seperti candi menjadi cepat rusak. Selain itu, kadar SO2 yang tinggi
dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman seperti menguningnya daun
dan kerdilnya tanaman.
Partikel debu secara alami
dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau dari
letusan gunung berapi. Partikel debu dapat berada di udara melayang-layang
dalam waktu yang relative lama, sehingga dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui saluran pernafasan. Partikel debu dapat mengandung berbagai senyawa
kimia, dan mempunyai ukuran yang berbeda tergantung dari sumber emisinya.
Partikel selain debu, dapat berupa asap. Asap berasal dari pembakaran batubara,
proses industri, pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan asap rokok. Bahkan
dalam asap rokok tidak hanya mengandung satu jenis senyawa yang berbahaya,
namun dapat mengandung lebih dari dua senyawa yang berbahaya. Asap rokok justru
akan memberikan pengaruh yang berbahaya terhadap orang yang tidak merokok
tetapi langsung menghirup asap rokok. Orang yang demikian disebut dengan perokok
pasif, sedangkan orang yang melakukan kegiatan merokok disebut dengan perokok
aktif. Asap rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, batuk kronis, bahkan pada
ibu hamil dapat mempengaruhi janin dalam kandungannya.
Logam Pb di udara salah satunya yang dapat terkandung di
dalam partikel debu. Logam Pb diperoleh dari hasil emisi pembakaran bahan bakar
bensin yang mengandung Pb. Partikel Pb dalam bensin berupa senyawa organic
yaitu Pb-tetraetil yang berfungsi untuk menaikkan bilangan oktan dari bensin.
Polutan Pb yang masuk ke dalam tubuh dapat menghambat sistem pembentukan
haemoglobin (Hb) dalam darah, merusak fungsi hati dan ginjal, serta penyebab
kerusakan syaraf.
Pengaruh Kebisingan dan Bau
terhadap Kesehatan
Selain gas dan partikel yang dapat menyebabkan pencemaran
udara, bau dan kebisingan juga dapat menimbulkan masalah pencemaran udara.
Mengapa bau dan suara dapat menimbulkan pencemaran? Dari mana asal terjadinya
bau dan suara yang dapat menyebabkan udara menjadi tercemar? Apa dampak dari
pencemaran udara yang disebabkan oleh bau dan suara?
Udara yang bersih atau tidak tercemar bersifat tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Udara yang berbau menunjukkan
terjadinya pencemaran udara. Bau dapat berasal dari peristiwa biologis seperti
terjadinya proses pembusukan tumbuhan atau bangkai. Gas yang dilepaskan dari
bau busuk tersebut biasanya mengandung gas H2S atau gas amoniak (NH3).
Selain proses alami, tumpukan sampah juga akan menyebabkan bau busuk. Apakah
pengambilan sampah di lingkungan sekitar kalian rutin dilakukan? Apa yang
terjadi apabila tukang sampah tidak mengambil tumpukan sampah di sekitar
rumahmu selama 1 hingga 2 hari? Bagaimana bau yang timbul di sekitar rumahmu
jika hal tersebut terjadi?
Sampah adalah segala sesuatu
yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, yang sudah tidak dapat
dimanfaatkan lagi. Tumpukan sampah terutama yang berasal dari sampah organik
jika dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan bau busuk. Pernahkah kalian
berada di lokasi penimbunan sampah? Tempat Pembuangan Akhir pastilah banyak
sampah yang terkumpul dalam jumlah yang sangat besar. Apa yang terjadi jika
tidak ada tempat pembuangan akhir dari sampah? Apa yang terjadi jika sampah
dibiarkan saja, tanpa diolah atau diperlakukan?
Bau busuk yang berasal dari
sampah juga merupakan proses biologis yang dilakukan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme melakukan penguraian secara alami untuk mengubah senyawa menjadi
zat yang lebih sederhana. Timbunan sampah selain menghasilkan gas H2S
yang berbau busuk, juga dapat menghasilkan gas metana (CH4). Bau
busuk yang timbul dari sampah dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Binatang
lalat juga membantu penyebaran terjadinya penyakit. Melalui udara, bau yang
timbul dari sampah dapat menyebabkan kepala pusing, sesak nafas, dan dapat
menimbulkan mual bagi orang yang menghirupnya.
Bunyi atau suara juga dapat menyebabkan pencemaran udara
jika melampaui batas pendengaran manusia. Bunyi merupakan gelombang zat yang
sampai ke telinga manusia. Bising merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena
tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan
kenyamanan dan kesehatan.
Sumber kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor
seperti saat menyalakan klakson, bunyi knalpot yang memekakkan telinga, atau
banyaknya mobil yang berlalu lalang. Sumber transportasi lain yang juga dapat
menyebabkan kebisingan adalah kereta api dan penerbangan. Kebisingan juga dapat
terjadi dari sumber yang diam seperti pada kegiatan konstruksi yaitu mesin
pengaduk semen, penghancuran material, atau pemadatan tanah. Dari kegiatan
perindustrian, alat-alat industri, mesin, dan diesel juga dapat menyebabkan
kebisingan. Acara live music yang
menggunakan sound system atau alat
pengeras suara yang memekakkan telinga juga penyebab terjadinya kebisingan.
Tahukah kalian bahwa kegaduhan di ruang kelas juga dapat menyebabkan
kebisingan? Apa dampak yang terjadi karena kebisingan?
Dampak yang timbul karena kebisingan dapat mengganggu
kesehatan. Kebisingan dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah, yang
mengakibatkan timbulnya rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan
mudah emosi. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam acara musik yang digelar
di panggung dapat memicu terjadinya pertengkaran diantara penonton.
Kebisingan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama
dapat meniumbulkan tuli sementara. Namun, jika terjadi secara terus menerus
dapat menyebabkan tuli yang bersifat permanen. Bahkan akan terjadi kerusakan
sebagian atau seluruh alat pendengaran jika intensitas kebisingan sangat
tinggi. Jadi, jangan menganggap terlampau remeh terhadap kebisingan yang
timbul, karena dengan meningkatnya usia, kebisingan dapat menyebabkan penurunan
daya dengar yang akhirnya dapat mengakibatkan ketulian yang permanen.
Rangkuman
Udara mempunyai peran penting di dalam kehidupan. Udara merupakan campuran
beberapa gas dan partikel yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dalam
udara terdapat gas oksigen yang digunakan untuk bernafas, gas karbondioksida
untuk fotosintesis, dan lapisan ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari
matahari.
Salah satu dampak dari adanya peningkatan jumlah populasi manusia dan
perkembangan teknologi adalah munculnya masalah lingkungan yaitu pencemaran.
Pencemaran dapat terjadi di lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran
lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak negatif bagai kehidupan di
muka bumi. Pencemaran udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia saja,
namun juga memberi dampak pada makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan
hewan.
Kasus/Permasalahan
1.
Sebutkanlah gas polutan yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor!
2.
Mengapa udara bisa berbau
busuk? Jelaskanlah prosesnya!
3.
Apa sajakah sumber-sumber
kebisingan?
4.
Dari manakah gas CO
ditimbulkan?
5.
Apa dampak negatif dari
pencemaran udara?
6.
Adakah hubungan antara
pencemaran udara dengan perubahan iklim?
7.
Apa dampak kebisingan terhadap
kesehatan?
8.
Apa tanda-tanda jika udara
tercemar?
9. Warna hitam pada knalpot
kendaraan bermesin diesel menunjukkan gas apa?
10.
Mengapa orang-orang yang
bekerja pada tempat bising sering mengidap tuli?
H U T A N DAN PERMASALAHANNYA
Kerusakan hutan di Indonesia
menurun dari 2,83 juta hektar per tahun menjadi 1,08 juta ha per tahun atau
menurun 60 persen. Keberhasilan itu setelah Departemen Kehutanan (Dephut)
menggalakkan gerakan penghijauan nasional selama tiga tahun (2004-2007), kata
Kepala Pusat Informasi Dephut, Ir Masyhud kepada wartawan di Jambi, Kamis. Dephut
selama dua hari di Jambi (13-14 Agustus 2008) menggelar konsultasi publik
menggalakkan program nasional "Indonesia Menanam Satu Juta Pohon"
pada 2008 dalam rangka Kebangkitan Indonesia 100 tahun. Masyhud menjelaskan,
degradasi hutan di Indonesia berhasil diturunkan selama tiga tahun itu dengan
menggerakkan program penghijauan dengan menanam 2 miliar lebih pohon.
Program penghijauan itu
dicanangkan melalui Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) dan Indonesia
Menanam dengan semboyan "Kecil Menanam, Besar Memanen", "Tebang
Satu Tanam Seribu", serta "Santri Menanam, Kyai Memanen, Anak dan
Cucu Memanen".
Sejumlah peneliti asing menyebut gerakan penghijauan nasional menurunkan tingkat degradasi menjadi 70.000 ha per tahun. Pada 2005 tutupan hutan atas keberhasilan penghijauan mencapai 80 juta hektar. Lahan kritis dari kerusakan 59,2 juta hektar per tahun menurun menjadi 30 juta ha per tahun. Sedangkan, pada 2007 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Indonesia Hijau di Jonggol menargetkan menanam 79 juta pohon, namun terealisasi melebihi target yaitu 86,9 juta ha. Sementara Gerakan Perempuan Menanam yang dicanangkan Ibu Ani Yudhoyono dari target 10 juta pohon ternyata bisa mencapai penanaman pohon 14,1 juta. Keberhasilan itu terlihat karena antusias dan kian tingginya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan, sebab akibat kerusakan hutan selama ini telah menyengsarakan semua pihak seperti bencana alam banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Bencana itu tidak hanya mengalami kerugian materi cukup besar, tapi juga banyak korban manusia. Karenanya pada 2008 dalam Gerakan Indonesia Hijau dalam rangka Kebangkitan Indonesia 100 tahun menargetkan penanaman 100 juta pohon.
Sejumlah peneliti asing menyebut gerakan penghijauan nasional menurunkan tingkat degradasi menjadi 70.000 ha per tahun. Pada 2005 tutupan hutan atas keberhasilan penghijauan mencapai 80 juta hektar. Lahan kritis dari kerusakan 59,2 juta hektar per tahun menurun menjadi 30 juta ha per tahun. Sedangkan, pada 2007 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Indonesia Hijau di Jonggol menargetkan menanam 79 juta pohon, namun terealisasi melebihi target yaitu 86,9 juta ha. Sementara Gerakan Perempuan Menanam yang dicanangkan Ibu Ani Yudhoyono dari target 10 juta pohon ternyata bisa mencapai penanaman pohon 14,1 juta. Keberhasilan itu terlihat karena antusias dan kian tingginya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan, sebab akibat kerusakan hutan selama ini telah menyengsarakan semua pihak seperti bencana alam banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Bencana itu tidak hanya mengalami kerugian materi cukup besar, tapi juga banyak korban manusia. Karenanya pada 2008 dalam Gerakan Indonesia Hijau dalam rangka Kebangkitan Indonesia 100 tahun menargetkan penanaman 100 juta pohon.
Fungsi Hutan
Secara etimologis, hutan
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta, berarti kumpulan
rapat pepohonan dan berbagai tumbuhan lainnya dalam suatu wilayah tertentu. Hutan adalah
habitat bermacam spesies tumbuhan, spesies hewan, beberapa kelompok etnik
manusia, yang berinteraksi satu sama lain, sekaligus dengan lingkungan
sekitarnya. Hutan tidak hanya bermanfaat bagi spesies hewan, spesies tumbuhan,
atau kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. Setidaknya ada tiga
manfaat hutan yang berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat yang lebih
luas. Tiga manfaat tersebut adalah: hutan sebagai tempat resapan air; hutan sebagai payung raksasa; hutan sebagai paru-paru
dunia; dan hutan sebagai-wadah-kebutuhan-primer.
Sebagai tempat resapan air, hutan merupakan daerah penahan dan area resapan air yang efektif. Banyaknya lapisan humus yang berpori-pori dan banyaknya akar yang berfungsi menahan tanah, mengotimalkan fungsi hutan sebagai area penahan dan resapan air tersebut. Kerusakan hutan bisa menyebabkan terganggunya fungsi hutan sebagai penahan air. Daerah dan habitat sekitar hutan yang rusak itupun sewaktu-waktu bisa ditenggelamkan banjir. Selain itu, kerusakan hutanpun akan membuat fungsi hutan sebagai area resapan terganggu. Ketiadaan area resapan ini bisa menimbulkan kelangkaan air yang bersih dan higienis, atau air siap-pakai.
Sebagai tempat resapan air, hutan merupakan daerah penahan dan area resapan air yang efektif. Banyaknya lapisan humus yang berpori-pori dan banyaknya akar yang berfungsi menahan tanah, mengotimalkan fungsi hutan sebagai area penahan dan resapan air tersebut. Kerusakan hutan bisa menyebabkan terganggunya fungsi hutan sebagai penahan air. Daerah dan habitat sekitar hutan yang rusak itupun sewaktu-waktu bisa ditenggelamkan banjir. Selain itu, kerusakan hutanpun akan membuat fungsi hutan sebagai area resapan terganggu. Ketiadaan area resapan ini bisa menimbulkan kelangkaan air yang bersih dan higienis, atau air siap-pakai.
Selain fungsinya sebagai tempat resapan air, hutan berfungsi pula
sebagai 'payung raksasa'. Rapatnya jarak antara tetumbuhan satu dengan tumbuhan
lainnya, juga rata-rata tinggi pohon di segenap lokasinya, berguna untuk
melindungi permukaan tanah dari derasnya air hujan. Tanpa 'payung raksasa' ini,
lahan gembur yang menerima curah hujan tinggi lambat laun akan terkikis dan
mengalami erosi. Maka, dengan begitu, daerah-daerah sekitarnyapun akan rentan
terhadap bahaya longsor.
Jika manfaat hutan sebagai daerah resapan terkait dengan keseimbangan
kondisi air, bila fungsinya sebagai 'payung raksasa' terkait dengan kondisi
tanah permukaan, maka sebagai 'paru-paru dunia' hutanpun 'bertanggung-jawab'
atas keseimbangan suhu dan iklim. Kemampuan hutan hujan dalam menyerap
karbondioksida, membuat suhu dan iklim di bumi selalu seimbang. Seandainya
fungsi hutan sebagai 'paru-paru-nya dunia' itu terganggu, suhu dan iklim di
bumi akan selalu bergerak ke titik ekstrem: kadang temperaturnya terlalu
rendah, kadang temperaturnya bisa terlalu tinggi.
Karena hutan kaya akan hasil bumi, hutanpun menyimpan manfaat bagi
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan pokoknya. Rotan, madu, tanaman
obat-obatan, dan banyak jenis sumber hayati lainnya, membuat hutan pantas
dijuluki sebagai 'warung hidup' atau 'apotek hidup' besar. Dengan hutan hujan
tropis yang sangat luas, rakyat Indonesia seharusnya tercukupi dalam hal
kebutuhan pokok, terutama oleh sumber nabati dan hewani yang banyak terdapat di
dalam hutannya.
Melihat lokasinya, hutan bumi terbagi dalam tiga kelompok besar: hutan tropis, hutan subtropis (temperate), dan hutan boreal. Brazil dan Indonesia adalah negara dengan hektaran hutan tropis terluas di dunia. Luas lahan hutan Indonesia sendiri adalah 140,3 juta Ha, dengan rincian: 30,8 juta Ha hutan lindung; 18,8 juta Ha cagar alam dan taman nasional; 64,3 juta Ha hutan produksi; 26,6 juta Ha hutan yang dialokasikan untuk dikonversi menjadi lahan pertanian, perumahan, transmigrasi dan lain sebagainya. Dari data dan rincian tersebut, berarti sekitar 54% dari total luas daratan negara kita adalah hutan.
Melihat lokasinya, hutan bumi terbagi dalam tiga kelompok besar: hutan tropis, hutan subtropis (temperate), dan hutan boreal. Brazil dan Indonesia adalah negara dengan hektaran hutan tropis terluas di dunia. Luas lahan hutan Indonesia sendiri adalah 140,3 juta Ha, dengan rincian: 30,8 juta Ha hutan lindung; 18,8 juta Ha cagar alam dan taman nasional; 64,3 juta Ha hutan produksi; 26,6 juta Ha hutan yang dialokasikan untuk dikonversi menjadi lahan pertanian, perumahan, transmigrasi dan lain sebagainya. Dari data dan rincian tersebut, berarti sekitar 54% dari total luas daratan negara kita adalah hutan.
Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan adalah
kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak terhadap kondisi hutan setelah
penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan
kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya
konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan
terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan.
Kerusakan hutan berdampak
negatif dan dan positif. Faktor-faktor yang menyebabkan
kerusakan hutan antara lain:
1.
Kerusakan hutan karena
perbuatan manusia secara sengaja.
2.
Kerusakan hutan karena hewan
dan lingkungan.
3.
Kerusakan hutan karena
serangan hama dan penyakit.
Kerusakan hutan telah
menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah dan hilangnya lapisan atas
tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa hara penting bagi pertumbuhan
tegakan. Terbukanya tajuk ikut menunjang segara habisnya lapisan atas tanah
yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus simpanan hara
sebelum terjadinya dekomposisi oleh organisme tanah.
Terjadinya kerusakan hutan,
apabila terjadi perubahan yang menganggu fungsi hutan yang berdampak
negatif, misalnya: adanya pembalakan liar (illegal logging) menyebabkan terjadinya
hutan gundul, banjir, tanah lonsor, kehidupan masyarakat terganggu akibat hutan
yang jadi tumpuhan hidup dan kehidupanya tidak berarti lagi serta kesulitan
dalam memenuhi ekonominya.
Banyak hutan sebagai resapan
air di sekitar Jakarta yang telah berubah fungsi menjadi Real Estate, kompleks
perkantoran atau apartemen, dan pusat perbelanjaan megah. Titik-titik
resapan yang diubah fungsinya itu diantaranya adalah : kawasan Puncak,
Cipayung, Bogor, dan Depok. Pengerasan tanah akibat pendirian gedung-gedung
perkantoran, kompleks perumahan, lapangan parkir di bekas daerah hutan
pegunungan tersebut, memberikan andil besar atas terjadinya banjir di kawasan
Jabotabek. Tanpa area resapan dan penahan air yang mumpuni, terjadi
ketidakseimbangan sistem input dan output air tanah di Jakarta dan sekitarnya.
Karena ketidakseimbangan itu, air hujan yang deras mengguyur kota mengalir
langsung sebagai air permukaan. Air bah itu akan berkelok-kelok di sekujur
selokan, lalu meluapkan sungai di daerah-daerah tertentu, sehingga akhirnya
mengalir ke laut.
Pengabaian masyarakat terhadap manfaat hutan sebagai 'payung
raksasa'-pun telah membuat berbagai daerah di Indonesia mengalami musibah
longsor. Salah satu contoh tragis adalah musibah longsor yang terjadi di Pulau
Nias, tahun 2001, empat tahun yang lalu. Musibah banjir dan longsor yang
menelan puluhan korban jiwa dan ratusan rumah penduduk itu, ternyata disebabkan
oleh rusaknya 95.000 hektar hutan di hulu Sungai Masio, Kabupaten Nias,
Sumatera Utara. Padahal, menurut Gubernur Propinsi Sumatera Utara ketika itu,
tidak ada izin yang dikeluarkan untuk mengeksploitasi hutan yang menjadi daerah
tangkapan air dan daerah aliran sungai (DAS) Sungai Masio. Menurutnya, kawasan
yang meliputi hutan lindung dan hutan produksi itu mengalami kerusakan berat oleh
ulah para penebang liar.
Jika dampak yang ditimbulkan oleh karena pengabaian terhadap dua fungsi
hutan yang dipaparkan diatas scope-nya masih tergolong lokal, maka pengabaian
masyarakat terhadap fungsi hutan sebagai 'paru-paru' dunia menimbulkan dampak global
yang sungguh-sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak? Sebab kerusakan hutan
hujan tropika Indonesia yang termasuk terluas di dunia itu, iklim dan suhu bumi
akan bergerak diantara titik-titik ekstrem, zat karbon menjadi tidak
ternetralisir, dan bahkan eksesnya bisa sampai memicu badai global di seantero
dunia. Badai global tersebut dipicu dari ketiadaan 'media alamiah' (hutan) yang
bisa menyerap gas karbon dioksida. Sehingga, jumlah karbon menjadi tidak
seimbang, dan gas karbon dioksida pada atmosfirpun tidak bisa dikonversi
menjadi gas oksigen yang mencukupi bagi bumi.
Karena sifat gas karbon yang bisa mengurung panas (seperti rumah kaca),
maka suhu atmosfir bumi terus naik sampai ke titik panas yang ekstrem.
Terjadilah pergeseran arus gelombang panas di laut yang kemudian memicu
terjadinya perubahan tekanan, yang lalu menimbulkan angin besar (badai). Tak
hanya sampai disitu, kenaikan suhu atmosfir bumi itupun bisa menimbulkan banjir
besar di berbagai kawasan, karena salju di kutub ataupun salju abadi yang
meliputi puncak-puncak gunung tertentu terus mencair.
Rangkuman
Kerusakan hutan telah menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah
dan hilangnya lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa
hara penting bagi pertumbuhan tegakan. Terbukanya tajuk iokut menunjang segara
habisnya lapisan atas tanah yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung
sekaligus simpanan hara sebelum terjadinya dekomposisi oleh organisme tanah.
Terjadinya kerusakan hutan,
apabila terjadi perubahan.yang menganggu fungsi hutan yang berdampak
negatif, misalnya: adanya pembalakan liar (illegal logging) menyebabkan terjadinya
hutan gundul, banjir, tanah lonsor, kehidupan masyarakat terganggu akibat hutan
yang jadi tumpuhan hidup dan kehidupanya tidak berarti lagi serta kesulitan
dalam memenuhi ekonominya.
Kasus/Permasalahan
1. Sebutkanlah
tiga manfaat hutan!
2.
Sebutkan 3 faktor penyebab
kerusakan hutan!
3.
Apa yang dimaksud illegal logging?
4.
Apa dampaknya jika hutan
menjadi rusak?
5.
Bagaimana pendapat anda cara
memulihkan kerusakan hutan?
6.
Indonesia termasuk paru-paru
dunia. Apa maksudnya?
7.
Apa kaitannya antara tanah
longsor dengan penggundulan hutan/ Jelaskan.