Pengertian Sampah
Sampah adalah semua material yang dibuang
dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian.
Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal
dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Soewedo (1983)
menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang
biologis.
Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh
manusia. Umumnya sampah dipisahkan menurut jenisnya seperti: sampah basah, sampah
kering. Namun sampah dapat dipisahkan juga menurut asalnya, misalnya sampah rumah
tangga, sampah industri, sampah rumah sakit. Sifat bahan kimia yang dikadung
oleh sampah adalah yang paling penting karena ini akan menentukan sampah itu
berbahaya atau tidak. Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah
beracun (sering disebut bahan beracun
berbahaya atau B3) dan
mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti sampah batu baterai,
limbah cair dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.
Jenis Sampah
Menurut Hidayatullah
Adronafis, sampah dipisahkan menurut jenisnya yaitu:
1.
Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa
terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan.
2.
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih
lanjut. Misalnya adalah plastik dan styrofoam.
3.
Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri
dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bahan kimia beracun.
4.
Kompos adalah sampah yang teruraikan secara biologis, yaitu
melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah, dan kerap digunakan
sebagai pupuk.
Pengelolaan Sampah
Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak
segera diselesaikan? Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan
lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana
kemanusiaan.
Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah,
mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang
dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak
sehat?
Sistem Pengelolaan Sampah
Secara garis besar ada tiga sistem pengelolaan sampah. Dengan cara kimiawi
melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis
melalui proses kompos. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar
adalah secara fisik.
Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?
Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan
dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang.
Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?
Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus,
pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan
air.
Bagaimana penanganan sampah di TPA?
TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang
memiliki dasar impermeable (tidak
tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes
hingga mencemari air dan tanah di sekitarnya.
Sampah-sampah yang datang
diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk
mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa
menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.
Apa itu Insinerator?
Insinerator adalah perangkat
pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator
yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun
tetap menyebabkan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah
sampai 80%nya seusai dibakar.
Prinsip 4R dalam menangani sampah
Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu
menerapkan prinsip 4R : Replace (mengganti),
reduce (mengurangi), re-use
(memakai lagi), dan recycle (mendaur
ulang).
1.
Replace (Ganti dengan barang ramah lingkungan)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari.
Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih
tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih
ramah lingkungan. Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa
didegradasi secara alami.
2.
Reduce (Kurangi sampah!)
Yaitu usaha untuk mengurangi
sampah dalam kegiatan sehari-hari seperti:
a.
Membawa tas belanja sendiri
untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
b.
Membeli kemasan isi ulang
untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.
c.
Membeli susu, makanan kering,
deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar dari pada membeli beberapa paket
kecil untuk volume yang sama.
3.
Reuse (Gunakan
sisa sampah yang masih bisa dipakai!)
Coba cara-cara ini meliputi:
a.
Memanfaatkan botol-botol bekas
untuk wadah.
b.
Memanfaatkan kantong plastik
bekas kemasan belanja untuk pembungkus.
c.
Memanfaatkan pakaian atau
kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun
berbagai keperluan lainnya.
4.
Recycle (Daur ulang sampah!)
Daur ulang sendiri memang
tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.
Tapi teman-teman bisa membantu
dengan cara-cara ini :
a.
Mengumpulkan kertas, majalah,
dan surat kabar bekas untuk didaur ulang.
b.
Mengumpulkan sisa-sisa kaleng
atau botol gelas untuk didaur ulang.
c.
Menggunakan berbagai produk
kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.
Kebersihan Lingkungan
Kebersihan
adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau.
Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau
infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus,
bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Betapa
pentingnya kebersihan bagi kehidupan manusia sebab banyak penyakit yang bisa
ditimbulkan karena kondisi lingkungan hidup yang tidak bersih. Cobalah tengok
tumpukan sampah yang menggunung, Kira-kira penyakit apakah yang bisa
ditimbulkan dari sampah itu?
Pada
timbunan sampah biasanya hidup bermacam mikroba dan bakteri penyebab penyakit.
Mikroba dan bakteri ini dapat berpindah ke mana-mana karena dibawa oleh lalat
dan serangga lainya yang sering ada di tempat sampah. Bakteri dan mikroba dapat
menyebabkan sakit perut atau diare, batuk-batuk dan infeksi saluran napas,
penyakit kulit dan sebagainya. Infeksi saluran
pernapasan penularannya melalui percikan ludah orang yang sudah terkena
penyakit itu, maka sebaiknya hindari sebisa mungkin sumber penularan tersebut.
Jadi kalau bersin dan batuk harus selalu ditutupi mulutnya, agar tak menular ke
orang lain. Juga jangan meludah sembarangan. Kebiasaan meludah sembarangan ini
sangat potensial menularkan beragam penyakit.
Selain dapat
menimbulkan penyakit, sampah yang menggunung juga tidak nyaman untuk dipandang.
Dia juga menyebarkan bau busuk, menyebabkan pencemaran airtanah, udara atau
lingkungan di sekitarnya.
Kawasan wisata alam merupakan tempat yang
menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara yang menyenangi nuansa alami. Selain itu kawasan wisata alam
adalah sarana tempat terjadinya interaksi sosial dan aktivitas ekonomi. Untuk
menjaring masyarakat dan wisatawan sebanyak mungkin, setiap kawasan wisata alam
harus menjaga keunikan, kelestarian, dan keindahannya. Semakin banyak kunjungan
wisatawan, maka aktivitas dikawasan tersebut akan meningkat, baik aktivitas
sosial maupun ekonomi. Setiap aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan
manfaat ekonomi bagi kawasan tersebut. Namun yang harus diingat adalah
bahwa limbah atau sampah yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut dapat
mengancam kawasan wisata alam.
Sampah apabila dibiarkan tidak dikelola dapat
menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata
alam. Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik, sampah memiliki nilai
potensial, seperti penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas dan
estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai bahan pembuatan kompos yang
dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis di berbagai daerah di Indonesia,
dan dapat juga mempengaruhi penerimaan devisa negara.
Dampak Sampah
Terhadap Lingkungan
Dampak negatif yang ditimbulkan dari
sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
a.
Gangguan Kesehatan:
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi. Timbulan sampah
dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan
tikus;
b.
Menurunnya kualitas lingkungan
c.
Menurunnya estetika lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan
lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;
d.
Terhambatnya pembangunan negara.
Dengan
menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau
wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak
nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun,
yang berarti devisa negara juga menurun (Sumber: www.shantybio..transdigit.com, diakses Kamis, 3 Desember 2009 jam 09.43).
Rangkuman
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang
tidak berbahaya (non hazardous). Sampah juga merupakan bagian dari
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang,
yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan
industri), tetapi bukan yang biologis.
Kasus/Permasalahan
1.
Cobalah sebutkan
sampah d sekitar kalian! Termasuk jenis sampah apakah itu?
2.
Dapatkah kalian
menjelaskan pengelolaan sampah yang ada di sekitarmu?
0 comments:
Post a Comment