Tuesday, February 25, 2014

MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN



Pengelolaan Sampah

Secara garis besar sampah terbagi menjadi dua katagori yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik terbagi lagi menjadi sampah plastik, kertas dan logam yang dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri dan memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sampah organik penyebab timbulnya bau busuk dapat didaur ulang menjadi kompos yang sangat bermanfaat bagi lahan pertanian dalam arti luas.
            Kompos berfungsi meningkatkan daya cengkram air tanah (water holding capasity) selain kesuburan biologi, kimia dan phisik tanah. Semakin banyak kompos digunakan di lahan pada suatu daerah aliran sungai maka air yang dikandung oleh tanah akan semakin banyak. Tanah yang semakin subur menghasilkan tanaman yang semakin sehat, berarti dapat menahan air lebih banyak lagi. Penghijauan di bantaran kali dan daerah aliran sungai akan semakin berhasil dengan kompos ini.
Sedangkan untuk sampah lainnya seperti baju bekas, karet, pembalut anak, pembalut wanita dll. yang tidak dapat didaur ulang dapat dibakar dengan menggunakan incenerator, arang­nya dapat digunakan sebagai campuran kompos yang dapat menyerap unsur logam berat yang dikatagorikan sebagai limbah beracun atau toxic. Dengan demikian nihil sampah atau zero waste dapat dicapai. Sisa jaringan yang tidak dapat digunakan yang jumlahnya sekitar 5-10 % dari total sampah dikubur dalam tanah.
Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia. Sampah dapat pula digolongkan menurut fisiknya seperti: sampah basah,  sampah kering. Namun sampah dapat dipisahkan juga menurut asalnya, misalnya sampah rumah tangga, sampah industri, sampah rumah sakit. Sifat bahan kimia yang dikadung oleh sampah adalah yang paling penting karena ini akan menentukan sampah itu berbahaya atau tidak. Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah beracun (sering disebut bahan beracun berbahaya (B3) dan mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti sampah batu baterai, limbah cair dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.
Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan? Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan.
Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, Jawa Barat mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat?





Sistem Pengelolaan Sampah

Secara garis besar ada tiga sistem pengelolaan sampah. yaitu dengan cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis melalui proses kompos. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah secara fisik.
Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?
Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang.
Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?
Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air.

Bagaimana penanganan sampah di TPA?
TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan di atasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah di sekitarnya. Sampah-sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.
Apa itu Insinerator?
Insinerator adalah perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Incenerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar.

Prinsip 4R dalam Menangani Sampah

Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa dilakukan dalam menangani sampah yaitu menerapkan prinsip 4 R: replace (mengganti), reduce (mengurangi), re-use (memakai lagi), dan recycle (mendaur ulang).
1.      Replace (Ganti dengan barang ramah lingkungan)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
2.     Reduce (Kurangi Sampah!)
Yaitu usaha untuk mengurangi sampah dalam kegiatan sehari-hari seperti:  
Ø  Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
Ø  Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.
Ø  Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar dari pada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.
3.     Re-use (Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai!)
Cara-cara ini meliputi:
Ø  Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah. 
Ø  Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus. 
Ø  Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.
4.     Recycle  (Daur-ulang sampah!)
Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi teman-teman bisa membantu dengan cara-cara berikut:
Ø  Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang. 
Ø  Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang. 
Ø  Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.


Rangkuman

Secara garis besar sampah terbagi menjadi dua katagori yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik terbagi lagi menjadi sampah plastik, kertas dan logam yang dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri dan memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sampah organik penyebab timbulnya bau busuk dapat didaur ulang menjadi kompos yang sangat bermanfaat bagi lahan pertanian dalam arti luas dan bahkan ex galian pertambangan dengan teknik yang sangat mudah dan sederhana.
Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia. Sampah dapat pula digolongkan menurut fisiknya seperti: sampah basah,  sampah kering. Namun sampah dapat dipisahkan juga menurut asalnya, misalnya sampah rumah tangga, sampah industri, sampah rumah sakit. Sifat bahan kimia yang dikadung oleh sampah adalah yang paling penting karena ini akan menentukan sampah itu berbahaya atau tidak. Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah beracun (sering disebut bahan beracun berbahaya atau  B3) dan mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti sampah batu baterai, limbah cair dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.

Kasus/Permasalahan

1.       Coba sebutkanlah jenis-jenis sampah menurut katagorinya!
2.      Jelaskan siklus pengelolaan sampah di daerahmu!
3.       Berilah contoh sampah organik dan anorganik!
4.      Di manakah lokasi TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) di daerahmu?
5.       Apa yang dimaksud limbah B3? Beri contoh.
6.       Bahan-bahan apa saja yang dapat didaur-ulang?
7.       Bagaimana cara membuat kompos?
8.      Barang apa saja yang dapat di re-use?
9.       Mengapa bahan plastik tidak baik untuk pembungkus?
10.   Bagaimana cara mendaur-ulang kertas?

Kompetensi Dasar:
1.     Mengidentifikasi lingkup lingkungan sosial.
2.     Mengidentifikasi peran masing-masing dalam setiap lingkungan sosial.
3.     Menyebutkan jenis-jenis lingkungan fisik dan perubahannya.
4.     Menjelaskan terjadinya perubahan lingkungan fisik akibat perubahan iklim.
5.     Menjelaskan perubahan lingkungan fisik akibat aktivitas manusia.
 
 

0 comments:

Post a Comment