Sunday, February 23, 2014

PENCEMARAN UDARA




            Alam mempunyai kemampuan untuk membuat suatu keseim­bangan. Terdapat hubungan yang harmoni antara kehidupan alam dengan makhluk hidup yang tinggal di bumi beserta seluruh potensi alam di dalam menjaga suatu hubungan yang seimbang. Secara alami, di bumi ini telah tercipta suatu sistem yang mengatur kehidupan sehingga potensi negatif yang dapat timbul baik kare­na kegiatan alam atau makhluk di dalamnya dapat diminimalisasi sehingga tidak merusak bumi beserta kehidupan di dalamnya.
            Contoh yang sederhana bumi di dalam menjaga sistem yang seimbang adalah pemanfaatan gas karbondioksida oleh tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, gas CO2 diperlukan oleh tumbuhan yang berklorofil untuk diolah menjadi sumber makanan dan energi bagi tumbuhan, dimana dalam reaksinya juga akan dihasilkan gas oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bernafas. Bisa dibayangkan betapa sempurnanya sistem alam yang telah terbentuk. Sebenarnya Tuhan Yang Maha Esa telah mengatur bumi dan seisinya untuk seimbang sehingga bumi ini tidak rusak.
            Lingkungan mempunyai kemampuan membersihkan diri secara alami, yang disebut dengan daya dukung lingkungan. Sebagai contoh adalah hujan sebagai sistem pembersih alami. Dengan adanya hujan, kadar zat yang masuk ke udara mengalami pengenceran dan selanjutnya zat tersebut masuk ke dalam tanah dan air. Hujan membuat udara menjadi terbebas dari polutan sehingga kualitas udara menjadi baik kembali dan dapat digunakan lagi seba­gai­mana mestinya (self purification). Sedangkan di dalam tanah, zat yang terbawa oleh hujan men­jadi sumber nutrisi bagi tanah dan tanaman yang ada. Demikian pula di dalam air, zat yang masuk menjadi nutrisi bagi hewan dan tumbuhan yang hidup di air. Namun, yang terjadi saat ini adalah jumlah zat yang masuk udara terlalu berlebih­an hingga alam tidak mampu untuk menetralisir atau mengurangi kadar zat yang ada, sehingga bersifat merusak atau terjadi pencemaran lingkungan.
            Salah satu penyebab terjadinya ketidakseimbangan alam, adalah dise­bab­kan oleh faktor manusia. Manusia dengan kemampuan yang dimiliki yaitu kemam­puan akal berpikirnya berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya menjadi kehidupan yang lebih baik dan mudah untuk dijalani. Berbagai teknologi telah dikembangkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia selalu berpikir mencari cara yang paling mudah untuk digunakan dalam mendu­kung kehidupan di bumi ini. Ber­bagai teknologi telah dikembangkan untuk kehi­dup­an manusia. Banyak kemudahan yang dapat kita rasakan dengan adanya kemajuan bidang teknologi. Sebagai contoh, semakin majunya alat transportasi. Sebelum ada mesin alat transportasi, manusia dalam menempuh perjalanan menggunakan jasa hewan sebagai alat transportasi. Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga mencapai tujuan dengan menggunakan hewan? Bisa berhari-hari, bahkan bisa berbulan-bulan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan. Saat ini, hal tersebut dapat diatasi, dengan adanya alat transportasi maka untuk sampai ke tempat tujuan tidak memerlukan waktu yang lama lagi.
            Banyak kemajuan teknologi yang dapat kita rasakan dampak positif­nya, namun di pihak lain kemajuan tersebut juga menimbulkan dampak negatif. Dam­pak negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah munculnya peris­tiwa pencemaran. Selama ini manusia hanya mengembangkan teknologi, tetapi tidak memikirkan akibat samping yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi tersebut. Maraknya kasus-kasus pencemaran dan dampak yang ditimbulkannya membuat manusia mulai peduli terhadap lingkungan dan mencari cara mengurangi penye­bab terjadinya pencemaran, serta memikirkan cara bagaimana mengatasi dampak yang telah timbul.

A.          Ancaman Manusia terhadap Lingkungan Udara
            Udara atau atmosfer mempunyai kemampuan mengatur dan mengendali­kan diri terhadap masuknya setiap zat pencemar (polutan) ke dalamnya. Namun, udara juga mempunyai keterbatasan dalam menerima masuknya polutan, sehing­ga kelebihan kadar polutan memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kualitas udara. Udara dapat menurun kualitasnya, sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Lebih lanjut, masuknya polutan-polutan ke dalam udara akan menyebabkan perubahan tingkah laku udara sehingga memungkinkan terjadinya perubahan iklim secara lokal maupun global.
            Sumber pencemaran dapat berasal dari aktivitas alam dan aktivitas manusia. Pencemaran alami dapat berasal dari letusan gunung atau kebakaran hutan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Pencemaran tersebut tidak dapat kita hindari. Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa alam tersebut memberikan dampak positif dan negatif. Misalnya, dampak positif dari letusan gunung berapi adalah lahar yang sudah mendingin membawa nutrisi bagi tanah yang ada di sekitarnya. Namun, dampak negatifnya adalah terjadi pencemaran udara akibat masuknya zat hasil letusan gunung ke dalam udara. Kadar yang meningkat akan menyebabkan udara menjadi kotor dan tidak sesuai dengan peruntukkannya.
            Sumber terbesar terjadinya pencemaran udara adalah disebabkan aktivitas manusia yang semakin hari semakin meningkat. Jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak, kemajuan teknologi, lalu lintas yang semakin padat, sangat mempengaruhi kualitas udara terutama di daerah perkotaan dan daerah industri. Tuntutan dan gaya hidup manusia di perkotaan dan aktivitas perekonomian yang tinggi, juga menjadi faktor yang mendorong terjadinya pencemaran udara. Berba­gai aktivitas manusia tersebut menyebabkan pencemaran menjadi sesuatu yang sulit untuk dihindari.
Aktivitas manusia terjadi karena tuntutan jaman dan kemajuan teknologi. Pola hidup yang menuntut serba cepat dan instant menjadikan ancaman tersendiri bagi lingkungan hidup. Perbuatan manusia yang diperngaruhi oleh gaya hidup dan perkembangan teknologi memicu terjadinya pencemaran. Semakin bertam­bah­nya jumlah penduduk, berarti juga mendorong peningkatan kebutuhan hidup.
            Dewasa ini, manusia cenderung bertindak dan berperilaku semaunya tanpa memperhatikan kelangsungan hidup makhluk lain disekitarnya. Asal kebutuhan hidup terpenuhi dengan adanya berbagai kemudahan yang diperoleh, menyebab­kan manusia bertindak lalai. Meski tidak semua manusia bertingkah semaunya, namun segelintir orang yang sadar terhadap lingkungannya, jumlahnya jauh lebih kecil jika di­ban­ding­kan mereka yang ikut andil merusak lingkungan. Banyak perbuatan manusia yang semula didasarkan karena tuntutan jaman, telah berubah menjadi sesuatu yang bersifat mengancam terhadap keberlangsungan hidup di alam.
Perbuatan manusia yang dapat mengancam lingkungan dapat berasal dari berbagai jenis aktivitas manusia. Dari pola hidup secara individual, kebiasaan masyarakat atau golongan, dapat menjadi ancaman meningkatnya pencemaran. Bahkan banyak pula pabrik dan industri yang juga menjadi penyumbang terjadinya pencemaran. Meski dari pihak pemerintah telah menetapkan suatu peraturan yang cukup ketat untuk mengurangi sumber pencemar, namun masih banyak industri yang melanggar peraturan tersebut. Dengan alasan keterbatasan dana dan alat, pabrik tidak cukup mempunyai alat untuk meminimalkan emisi gas buang yang dihasilkan dari proses produksi.
            Apabila tidak ada kontrol yang pasti dan bersifat mengikat, maka dapat dipastikan bahwa perbuatan manusia akan semakin memperparah pencemaran yang telah ada. Beberapa perbuatan manusia yang menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan antara lain dari segi pemakaian kosmetik. Pemakaian deodorant atau hairspray yang mengandung CFC dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon. Senyawa CFC (kloro fluoro karbon) berfungsi sebagai zat pendo­rong atau zat alir dalam hairspray atau deodoran. CFC digunakan karena murah harganya, sehingga dapat menghemat biaya produksi. CFC bersifat ringan maka dapat naik ke lapisan stratosfer dimana terdapat lapisan ozon berada. CFC akan menyerang ozon, sehingga jumlah ozon di lapisan stratosfer semakin lama semakin berkurang, yang menyebabkan terjadinya lubang ozon. Untuk mencegah hal tersebut saat ini telah banyak dikurangi produk kosmetik yang mengandung CFC.  Demikian pula untuk lemari es atau AC (air conditioner), senyawa CFC digunakan sebagai zat pendingin. Dewasa ini, CFC sebagai pengisi Freon telah dilarang penggunaannya dan telah diganti dengan berbagai teknologi yang lebih ramah lingkungan seperti teknologi plasma. 
Perbuatan manusia yang mengancam kelestarian lingkungan ini terjadi secara bersamaan, dan dampak yang ditimbulkan juga terjadi secara cepat. Perbuatan tersebut dapat dilakukan secara individual, golongan, atau oleh suatu instansi. Merokok yang dilakukan secara perseorangan, namun dapat dilakukan oleh banyak orang, akan menimbulkan gangguan kesehatan baik pada perokok aktif (orang yang melakukan) maupun pada perokok pasif (orang di sekitarnya).
            Penggunaan kendaraan bermotor, kegiatan industri, penggunaan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan (misal bensin yang mengandung timbal), jalan raya yang sempit berakibat terhadap macetnya lalu lintas, dan asap rumah tangga juga menjadi ancaman terjadinya pencemaran lingkungan. Pembakaran sampah yang dilakukan sebagai usaha untuk mengu­rangi timbunan sampah justru akan memba­­­wa masalah pencemaran yang baru. Penimbunan sampah sendiri harus dicari solusinya supaya tidak menimbulkan masalah, karena tumpukan sampah merupakan sumber penyakit dan menyebab­kan pencemaran udara karena bau yang ditimbulkannya. Beberapa barang yang telah menjadi sampah dapat diolah dan dilakukan daur ulang untuk mengurangi terjadinya tumpukan sampah. Dengan menggunakan teknik yang benar, pengolahan sampah tidak menimbul­kan masalah pencemaran udara. 
            Polutan-polutan yang masuk ke udara semakin bertambah juga dapat disebabkan jumlah tumbuhan yang mempunyai kemampuan menyerap polutan berbahaya tersebut semakin berkurang. Tumbuhan yang dapat berfungsi mem­pro­­duk­si gas oksigen; menyerap debu, partikel (logam Pb), dan gas seperti CO2 dan SO2; mengurangi bau; dan meredam suara, jumlahnya semakin sedikit akibat ulah manusia. Pembangunan pusat perbelan­jaan di perkotaan saat ini banyak yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar­nya. Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan terkesan hanya sebagai formalitas untuk mendiri­kan bangunan, tanpa ada kesadaran dari pihak yang berkepentingan. Pengurang­an tumbuhan di perkotaan ini tidak diikuti upaya penghijauan, sehingga di kota kecenderungan untuk terjadinya pencemaran udara lebih besar dibandingkan di daerah pedesaan.
            Penebangan hutan secara liar akan mengurangi jumlah flora yang berfung­si sabagai paru-paru dunia. Penggundulan hutan secara illegal akan mengurangi sumber produksi oksigen. Pembakaran hutan yang dilakukan secara sengaja untuk tujuan membuka lahan akan menimbulkan asap dalam jumlah yang berle­bih­an. Apabila terdapat zat oksidan seperti ozon, maka akan timbul kabut asap yang sangat mengganggu kesehatan. Masalah kabut asap dapat menjadi masa­lah yang pelik, karena kabut asap dapat terbawa angin, kemudian mencemari daerah sekitarnya. Seperti halnya kasus kabut asap yang terjadi di Riau dan Kalimantan, Negara Malaysia ikut terkena dampak dari terjadinya kabut asap.
Perbuatan-perbuatan manusia akan terus mengancam kelestarian ling­kung­an dan menjadi penyebab meningkatnya pencemaran, apabila tidak ada upaya-upaya untuk mencegah pencemaran tersebut terjadi. Upaya penanggu­langan dimaksudkan supaya pencemaran tidak semakin meningkat dan dapat mengurangi dampak yang timbul dari pencemaran. Penanggulangan tersebut harus dilakukan oleh semua pihak baik individu, golongan, masyarakat, instansi, dan pemerintah. Diperlukan suatu kesadaran dan kepedulian dari semua pihak terhadap kelestarian lingkungan sekitarnya. Semua pihak harus berperan aktif di dalam upaya pencegahan tersebut. Gambar berikut adalah sumber dan proses terjadinya pencemaran udara, serta kondisi udara di beberapa kota di Indonesia.


Rangkuman
            Perbuatan manusia dapat menjadi ancaman yang serius terhadap lingkungan. Perbuatan manusia dapat menimbulkan pencemaran udara. Apabila tidak ada upaya untuk mengurangi sumber pencemaran yang sebagian besar bersumber dari ulah manusia, bisa dipastikan bumi ini akan rusak akibat ulah manusia sendiri. Diperlukan suatu kesadaran dan kepedulian lingkungan dari semua pihak untuk mengurangi pencemaran yang telah ada dan dibutuhkan upaya-upaya untuk menanggulangi dampak akibat terjadinya pencemaran udara.

 Kasus/Permasalahan
1.                Apakah yang menjadi sumber pencemar udara?
2.               Apa sajakah jenis partikel pencemar udara?
3.               Dapatkah emisi gas buang diperkecil? Jelaskan.
4.               Bagaimanakah cara mengetahui terjadinya pencemaran udara?

0 comments:

Post a Comment